Kutipan lontar Yadnya Prakerti, “Shananing banten pinaka ragante twi, pinaka warna rupaning Ida Bhatara, pinaka andha bhuwana.”
Artinya, “Segala jenis banten adalah simbol dirimu sendiri, Simbol kemahakuasaan Ida Bhatara, serta simbol isi dari Jagat Raya.”
Begitulah warisan leluhur yang saat ini kita miliki. Simbol – simbol ini diwariskan agar kita mampu memahami kesejatian diri, kesejatian jagat raya yang konon memiliki miliaran galaxy. Simbol yang telah diwariskan oleh leluhur kita ini merupakan sebuah peta untuk memudahkan kita menemukan kesejatian diri agar mampu selaras dengan jagat raya.
Simbol ini adalah sebuah peta pemolaan energi, yang bagi kita (termasuk saya) sangat susah untuk memahami kesejatiannya. Meskipun belum mampu, setidaknya kita tahu. Bahwa peta ini diwariskan agar kita tidak salah arah mencapai tujuan. Tidak salah melangkah menemukan keselarasan diri dengan jagat raya.
Lalu terkadang terasa beban yang begitu berat akibat susahnya memahami peta dan simbol – simbol ini, sehingga kita selalu ingin mencari cara yang instant untuk menggantikan simbol – simbol dalam peta yang telah diwariskan ratusan tahun ini. Semua itu wajar saja.
Jika kita sudah mengerti dan mampu memahami setiap simbol dalam peta tersebut, dan mampu mempersingkat waktu dengan melakukan pemolaan berbeda agar kita cepat sampai pada keselarasan diri sejati, kemungkinan kita tidak akan memerlukan banyak simbol. Cukup satu simbol dengan keselarasan Sabda, Bayu, Idep sampailah kita pada tujuan.
#tabik #statusanu #selfreminder